ANALISIS SOSIAL EKONOMI PADA LAHAN DI KAWASAN BENGKULU TENGAH SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH EKONOMI SUMBER DAYA HUTAN
ANALISIS SOSIAL EKONOMI PADA LAHAN DI KAWASAN BENGKULU TENGAH
SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH EKONOMI SUMBER DAYA HUTAN
Analisis Finansial dan Ekonomi
Analisis finansial adalah analisis kelayakan yang melihat dari sudut pandang petani sebagai pemilik. Analisis finansial diperhatikan didalamnya adalah dari segi cash-flow yaitu perbandingan antara hasil penerimaan atau penjualan kotor (gross-sales) dengan jumlah biaya-biaya (total cost) yang dinyatakan dalam nilai sekarang untuk mengetahui kriteria kelayakan atau keuntungan suatu proyek. Hasil finansial sering juga disebut “private returns”. Beberapa hal lain yang harus diperhatikan dalam analisis finansial ialah waktu didapatkannya returns sebelum pihak-pihak yang berkepentingan dalam pembangunan proyek kehabisan modal.
Analisis ekonomi adalah analisis usahatani yang melihat dari sudut perekonomian secara keseluruhan. Dalam analisis ekonomi yang diperhatikan ialah hasil total, atau produktivitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian sebagai keseluruhan, tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber-sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil proyek tersebut. Hasil itu disebut “the social returns” atau “the economic returns” dari usahatani perbedaan antara keduanya adalah:
1. Harga
Pada analisis finansial harga yang digunakan adalah harga pasar (market price), sedangkan pada analisis ekonomi untuk mencari tingkat profitabilitas ekonomi akan digunakan harga bayangan. Menurut Suad Husnan dan Suwarsono (2000), beberapa cara penggunaan harga bayangan antara lain sebagai berikut:
(a) Harga input output diperdagangkan
Harga bayangan yang digunakan untuk input output diperdagangkan adalah harga internasional atau border price yang dinyatakan dalam satuan moneter setempat pada kurs pasar. Menurut Djamin (2003), border price yang relevan untuk input dan output impor adalah harga impor CIF lepas dari pelabuhan (dikurangi segala jenis bea masuk, pajak impor, dan lain sebagainya), sedangkan pada input output yang merupakan barang ekspor maka border price yang relevan digunakan adalah harga FOB pada titik masuk pelabuhan ekspor.
(b) Harga input tidak diperdagangkan
Harga bayangan dari input adalah consumer willingness to pay atau kesediaan konsumen untuk membayar dalam hal ini adalah kesediaan pihak yang berkepentingan dalam proyek untuk membayar.
(c) Biaya tenaga kerja
Harga bayangan untuk biaya tenaga kerja adalah berapa sektor lain bersedia membayar untuk tenaga kerja tersebut apabila usahatani menarik tenaga kerja dari sektor lain. Kalau proyek tersebut menciptakan tenaga kerja, maka harga bayangan tenaga kerja jauh lebih rendah dibandingkan dengan upah yang dibayarkan perusahaan kepada mereka.
(d) Lahan
Harga bayangan modal untuk lahan diperhitungkan dari biaya pengorbanan produksi (production foregone) yaitu hasil produksi dari tanah bila tidak digunakan untuk proyek, untuk tanah yang tidak menghasilkan maka harga bayangan dapat berupa harga sewa dari tanah tersebut.
(e) Nilai tukar valuta asing
Harga bayangan untuk nilai valuta asing adalah nilai resmi yang ditentukan oleh lembaga pemerintah yang berwenang dikali dengan faktor konfersi.
2)Pajak
Pembayaran pajak dalam analisis finansial akan dikurangkan pada manfaat proyek atau dianggap sebagai biaya. Sedangkan pada analisis ekonomi pembayaran pajak tidak dikurangkan dalam perhitungan benefit proyek yang diserahkan pada pemerintah untuk kepentingan masyarakat sebagai keseluruhan, dan oleh karena itu dianggap sebagai biaya.
3)Subsidi
Didalam analisis finansial, subsidi (pengurangan pajak, pembatasan pajak impor terhadap bahan baku, dapat pula berupa sarana-sarana lainnya yang dapat dimanfaatkan proyek yang bersangkutan) akan mengurangi biaya proyek, jadi menambah benefit proyek, sedangkan pada analisis ekonomi subsidi tidak dihitung sebagai salah satu penyebab bertambahnya keuntungan oleh karena itu tidak dihitung.
Luasan lahan = 1 hektare
Harga = RP.40.000.000
Jenis tanaman yang ditanam = pinang 300 batang & kayu bawang 300 batang
Harga satuan bibit = pinang RP.3500, kayu bawang RP 2500
Harga keseluruhan bibit = pinang RP. 1.050.000, kayu bawang = RP. 750.000
Total biaya perawatan selama 1 tahun = RP. 5000.000
Perkiraan panen = 5 tahun
Potensi penghasilan pada saat panen = RP.360.000.000
NPV = 5.000.000 / 1 x 5 = 1.000.000
NPV = > 0 ( sangat layak )
Keterangan = i tidak dipakai karna tidak ada hutang bank
DAFTAR PUSTAKA
Gittinger, J. Price. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian.
Penerjemah Slamet
Husnan, S. Muhammad, S. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta: UUP
STIM YKPN.
Kadariah, Karlina L, Gray C. 1976. Pengantar Evaluasi Proyek Edisi Revisi.
Jakarta: Universitas Indonesia Press. Sutomo dan Komet Mangiri, Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia Press.
Umar, Husein. 2001. Study Kelayakan Bisnis Edisi 3 Revisi.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH EKONOMI SUMBER DAYA HUTAN
Analisis Finansial dan Ekonomi
Analisis finansial adalah analisis kelayakan yang melihat dari sudut pandang petani sebagai pemilik. Analisis finansial diperhatikan didalamnya adalah dari segi cash-flow yaitu perbandingan antara hasil penerimaan atau penjualan kotor (gross-sales) dengan jumlah biaya-biaya (total cost) yang dinyatakan dalam nilai sekarang untuk mengetahui kriteria kelayakan atau keuntungan suatu proyek. Hasil finansial sering juga disebut “private returns”. Beberapa hal lain yang harus diperhatikan dalam analisis finansial ialah waktu didapatkannya returns sebelum pihak-pihak yang berkepentingan dalam pembangunan proyek kehabisan modal.
Analisis ekonomi adalah analisis usahatani yang melihat dari sudut perekonomian secara keseluruhan. Dalam analisis ekonomi yang diperhatikan ialah hasil total, atau produktivitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian sebagai keseluruhan, tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber-sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil proyek tersebut. Hasil itu disebut “the social returns” atau “the economic returns” dari usahatani perbedaan antara keduanya adalah:
1. Harga
Pada analisis finansial harga yang digunakan adalah harga pasar (market price), sedangkan pada analisis ekonomi untuk mencari tingkat profitabilitas ekonomi akan digunakan harga bayangan. Menurut Suad Husnan dan Suwarsono (2000), beberapa cara penggunaan harga bayangan antara lain sebagai berikut:
(a) Harga input output diperdagangkan
Harga bayangan yang digunakan untuk input output diperdagangkan adalah harga internasional atau border price yang dinyatakan dalam satuan moneter setempat pada kurs pasar. Menurut Djamin (2003), border price yang relevan untuk input dan output impor adalah harga impor CIF lepas dari pelabuhan (dikurangi segala jenis bea masuk, pajak impor, dan lain sebagainya), sedangkan pada input output yang merupakan barang ekspor maka border price yang relevan digunakan adalah harga FOB pada titik masuk pelabuhan ekspor.
(b) Harga input tidak diperdagangkan
Harga bayangan dari input adalah consumer willingness to pay atau kesediaan konsumen untuk membayar dalam hal ini adalah kesediaan pihak yang berkepentingan dalam proyek untuk membayar.
(c) Biaya tenaga kerja
Harga bayangan untuk biaya tenaga kerja adalah berapa sektor lain bersedia membayar untuk tenaga kerja tersebut apabila usahatani menarik tenaga kerja dari sektor lain. Kalau proyek tersebut menciptakan tenaga kerja, maka harga bayangan tenaga kerja jauh lebih rendah dibandingkan dengan upah yang dibayarkan perusahaan kepada mereka.
(d) Lahan
Harga bayangan modal untuk lahan diperhitungkan dari biaya pengorbanan produksi (production foregone) yaitu hasil produksi dari tanah bila tidak digunakan untuk proyek, untuk tanah yang tidak menghasilkan maka harga bayangan dapat berupa harga sewa dari tanah tersebut.
(e) Nilai tukar valuta asing
Harga bayangan untuk nilai valuta asing adalah nilai resmi yang ditentukan oleh lembaga pemerintah yang berwenang dikali dengan faktor konfersi.
2)Pajak
Pembayaran pajak dalam analisis finansial akan dikurangkan pada manfaat proyek atau dianggap sebagai biaya. Sedangkan pada analisis ekonomi pembayaran pajak tidak dikurangkan dalam perhitungan benefit proyek yang diserahkan pada pemerintah untuk kepentingan masyarakat sebagai keseluruhan, dan oleh karena itu dianggap sebagai biaya.
3)Subsidi
Didalam analisis finansial, subsidi (pengurangan pajak, pembatasan pajak impor terhadap bahan baku, dapat pula berupa sarana-sarana lainnya yang dapat dimanfaatkan proyek yang bersangkutan) akan mengurangi biaya proyek, jadi menambah benefit proyek, sedangkan pada analisis ekonomi subsidi tidak dihitung sebagai salah satu penyebab bertambahnya keuntungan oleh karena itu tidak dihitung.
Luasan lahan = 1 hektare
Harga = RP.40.000.000
Jenis tanaman yang ditanam = pinang 300 batang & kayu bawang 300 batang
Harga satuan bibit = pinang RP.3500, kayu bawang RP 2500
Harga keseluruhan bibit = pinang RP. 1.050.000, kayu bawang = RP. 750.000
Total biaya perawatan selama 1 tahun = RP. 5000.000
Perkiraan panen = 5 tahun
Potensi penghasilan pada saat panen = RP.360.000.000
NPV = 5.000.000 / 1 x 5 = 1.000.000
NPV = > 0 ( sangat layak )
Keterangan = i tidak dipakai karna tidak ada hutang bank
DAFTAR PUSTAKA
Gittinger, J. Price. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian.
Penerjemah Slamet
Husnan, S. Muhammad, S. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta: UUP
STIM YKPN.
Kadariah, Karlina L, Gray C. 1976. Pengantar Evaluasi Proyek Edisi Revisi.
Jakarta: Universitas Indonesia Press. Sutomo dan Komet Mangiri, Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia Press.
Umar, Husein. 2001. Study Kelayakan Bisnis Edisi 3 Revisi.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Comments
Post a Comment