Laporan Kimia Pengenalan alat alat Labolatorium
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas,
perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud ( Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2005, hal : 30 ).
Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil
yang didapat tidak akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan seperti ini
digolongkan dalam galat pasti. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara
kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum
melakukan praktikum di laboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil bila terjadi
kecelakaan di dalam laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian dan
penggunaan alat – alat dan bahan yang dilakukan dalam suatu pratikum yang
berhubungan dengan bahan kimia berbahaya, disamping itu, pemilihan jenis alat
yang akan digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Agar
penelitian berjalan lancar. (Anonim, 2012).
Sebelum
memulai melakukan kegiatan praktikum
di laboratorium,kita sebagai
praktikan harus mengenal alat-alat laboratorium dan semua fungsi peralatan
dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia.Pengenalan alat-alat yang
akan dipergunakan dalam laboratorium sangat penting guna kelancaran percobaan
yang dilaksanakan diantaranya adalah menghindari kecelakaan kerja dan gagalnya
percobaan. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya
jika tidak sesuai dengan prosedur pemakaian .Oleh karena itu, pemahaman
fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh
praktikan sebelum melakukan praktikum di laboratorium kimia.
1.2 Tujuan
Percobaan
1. Mahasiswa mengetahui nama dan
jenis fungsi alat alat laboratorium
2. Mahasiswa mengetahui
jenis,sifat,dan fungsi zat kimia
3. Mahasiswa mengetahui cara
penggunaan beberapa alat-alat laboratorium
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Seperti yang
telah dijelaskan, bahwa teori pengenalan alat-alat laboratorium bertujuan untuk
membuat praktikan mengetahui fungsi atau kegunaan alat-alat laboratorium, oleh
karena itu, fungsi daripada tiap-tiap alat akan dijelaskan dengan tujuan agar
praktikan dapat memahami secara jelas kegunaan alat-alat laboratorium yang akan
dipakai. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat
tersebut, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan.
Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat
yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti
thermometer, hygrometer, spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang
disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti
thermograph, barograph (Moningka, 2008).
Dari uraian tersebut, tersirat bahwa
nama pada setiap alat menggambarkan mengenai kegunaan alat dan atau
menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya
ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum
biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus
lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan (Moningka, 2008).
Penggunaan alat-alat gelas tersebut
haruslah sesuai dengan fungsinya agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan
baik dan tepat. Apabila terjadi suatu kesalahan atau kekeliruan dalam
penggunaannya akan mempengaruhi hasil yang diperoleh. Ada beberapa macam alat
gelas yang dipakai di laboratorium, antara lain: gelas piala (beker gelas),
erlenmeyer, gelas ukur, botol, pipet, corong, tabung reaksi, gelas objek dan
gelas penutup, cawan petri dan kamar hitung,dan ada beberapa alat non gelas
seperti Rak tabung reaksi,mortal,statif,penjepit tabung reaksi,dll .
Terdapat dua kelompok alat-alat ukur
yang digunakan pada analisa kuantitatif, yaitu: Alat-alat yang teliti
(kuantitatif) dan alat-alat yang tidak
teliti (kualitatif). Untuk alat-alat yang teliti (kuantitatif) terdiri dari :
buret, labu ukur, pipet. Sedangkan untuk alat-alat yang tidak teliti
(kualitatif) terdiri dari gelas ukur, erlenmeyer, dan lainnya. Dalam prakteknya
baik analisa maupun sintesa, sesorang yang mempelajari atau menekuni bidang
kimia pasti akan selalu dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan
alat-alat dan bahan kimia.
Selain untuk menghindari kecelakaan
dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat,
praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna, kebersihan alat yang
digunakan dan ketelitian praktikan dalam perhitungan sangat mempengaruhi
keberhasilan dalam suatu praktikum, dengan ketelitian dan ketepatan penggunaan
alat maka kesalahan dalam praktikum dapat diminimalisir (Riadi, 1990).
Maka, dari penjelasan yang telah diuraikan
diatas, dalam pelaksanaannya diharapkan kita dapat melakukan percobaan dengan
baik, dimana selain memperkenalkan alat dan fungsinya kita juga harus
mengetahui cara kerja dan sistematika penggunaan alat-alat tersebut secara
tepat dan akurat, karena dengan mengetahui sistematika atau langkah-langkah
penggunaan alat akan membuat praktikan tahu bagaimana mengatasi
kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi pada alat saat kita melakukan percobaan
dilaboratorium (Mardani, 2007).
Dalam
sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta
fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk menghindari
kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing
alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
Suatu
laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau pemakainya
yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit
atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium yang aman, bebas
dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja
dengan aman, produktif, dan efesien (Khasani, 1990).
BAB III
METODEOLOGI
3.1
Alat
1.
Gelas Piala 19. Corong
2.
Erlemeyer 20. Rak Tabung Reaksi
3.
Labu Ukur 21. Penjepit Tabung Reaksi
4.
Petridish 22. Statif dan Klem
5.
Gelas Ukur 23. Sikat Tabung Reaksi
6.
Kaca Arloji 24. Segitiga
7.
Tabung Reaksi 25. Bola Hisap
8.
Cawan Penguap 26. Lampu Spiritus
9.
Mortal 27.
Bunsen
10.
Krush 28.
Kaki Tiga
11.
Pipet Tetes 29. Botol Semprot
12.
Pipet Volum 30. Kawat Kasa
13.
Pipet Gondok 31. Klem Utilitas
14.
Batang Pengaduk 32. Oven
15.
Sudip 33.
Tanur
16.
Corong pisah 34. Hot Plane
17.
Desikator 35.Timbangan Analitis
18.
Buret 36.
Kertas penyaring
3.3 Cara
Kerja
Cara kerja saat praktikum yaitu
asisten atau dosen memperkenalkan nama alat-alat laboratorium beserta fungsi
masing-masing dan praktikan mencatat nama dan fungsi alat-alat laboratorium
yang di kenalkan asisten atau dosen.
Selain itu, cara kerja yang
dilakukan saat praktikum adalah :
1. Penggunaan pipet
a. Melumasi pangkal pipet dengan air
dengan air sebelum dimasukkan ke bola hisap. Mendekatkan kedua tangan untuk
menghindari kemungkinan kecelakaan.
b. Membasahai bagian dalam pipet dengan
sedikit cairan yang akan diambil, membuang bagian cairan dalam pipet tersebut.
c. Menggunakan bola hisap untuk
menghisap larutan sampai tanda tera.
d. Menjaga pipet yang berisi cairan
harus selalu dalam keadaan vertikal, bagian ujung pipet di bawah sedangkan
bagian yang ada bola hisapnya di atas.
e. Menyentuhkan tetes terakhir pada
ujung pipet ke wadah penampung.
2. Penimbangan
a. Mempersiapkan terlebih dahulu
alat-alat penimbangan, mempersiapkan alat dan zat yang akan ditimbang, sendok,
kaca arloji, dan kertas penghisap.
b. Memeriksa pendahuluan terhadap
neraca meliputi : memeriksa kebersihan neraca terutama piring-piring neraca,
kedataran dan kesetimbangan neraca.
c. Memastikan timbangan menunjukkan
angka “nol”
3. Buret
a. Menggunakan corong untuk mengisi
buret untuk menghindari terjadinya tumpahan. Mengangkat sedikit corong supaya
larutan yang diisikan mengalir bebas dan menutup keran bagian bawah buret.
b. Membilas ujung buret dengan air dari
labu semprot dan kemudian mengeringkan dengan hati-hati. Setelah beberapa
menit, memeriksa larutan pada ujung buret untuk melihat suapaya tidak terjadi
pembocoran. Sebelum membaca volume awal, ujung buret harus bersih dan kering.
c. Melakukan proses titrasi dengan
memutar kran bagian bawah buret.
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN
4.1 Hasil pengamatan
No
|
Nama
|
Fungsi
|
1
|
Gelas
piala
|
·
Sebagai Wadah untuk melarutkan suatu zat atau bahan
kimia
·
untuk menampung zat kimia yang bersifat korosif
·
Sebagai wadah untuk mencampur dan memanaskan air
|
2
|
Erlenmeyer
|
·
Tempat mereaksikan zat dan atau mencampur zat
·
Digunakan sebagai tempat zat yang akan di titrasi
|
3
|
Labu ukur
|
·
Tempat membuat larutan
·
Tempat mengencerkan larutan
|
4
|
Petridish
|
·
Tempat untuk membiakkan mikroba
|
5
|
Gelas ukur
|
·
Untuk mengukur volume larutan
|
6
|
Kaca
arloji
|
·
untuk menimbang
|
7
|
Tabung
reaksi
|
·
Untuk mereaksikan dua atau lebih zat dalam
skala kecil
|
8
|
Cawan
penguap
|
·
Untuk mengeringkan suatu bahan dalam ovenda
desikator
|
9
|
Mortal
|
·
Untuk menghaluskan zat yang masih bersifat
padat atau kristal
|
10
|
Krush
|
·
untuk
memanaskan logam logam
|
11
|
·
Untuk meneteskan atau mengambil larutan dalam jumlah
kecil
|
|
12
|
Pipet volum
|
·
Untuk mengukur volume larutan
|
13
|
Pipet
gondok
|
·
Untuk mengambil larutan pada volume tertentu
|
14
|
·
Untuk mengaduk suatu bahan baik waktu direaksikan
maupun ketika reaksi berlangsung
|
|
15
|
Sudip
|
·
Untuk mengambil bahan kimia dalam bentuk padatan
atau kristal
·
untuk bahan logam menggunakan sudip plastik
|
16
|
Corong pisah
|
·
Untuk memisah kan dua larutan yang tidak bercampur
karena adanya perbedaan massa jenis,biasanya digunakan pada proses ekstraksi
|
17
|
Desikator
|
·
Untuk menyimpan bahan bahan yang harus bebas dari
air dan mengeringkan zat zat dalam laboratorium,desikator ada 2 jenis yakni
desikator biasa dan desikator vakum
|
18
|
Buret
|
·
untuk titrasi .
·
untuk mengukur volume suatu larutan
|
19
|
Corong
|
·
Untuk memasukkan atau memindahkan larutan dari
suatu wadah ke wadah
|
20
|
Rak tabung
reaksi
|
·
Untuk tempat tabung reaksi
|
21
|
Penjepit
tabung reaksi
|
·
Untuk Menjepit tabung reaksi
|
22
|
Statif dan
klem
|
·
Sebagai penjepit soklet pada proses ekstraksi
·
Sebagai penjepit buret pada proses titrasi
|
23
|
Sikat
tabung reaksi
|
·
Untuk menyikat tabung reaksi
|
24
|
Segitiga
|
·
untuk menahan wadah
·
untuk
meletakkan gelas piala /erlenmeyer ketika dipanaskan
|
25
|
Bola hisap
|
·
Untuk menghisap larutan yang akan dipindahkan dari botol
larutan
·
Untuk larutan selain air sebaiknya digunakan karet
penghisap yang telat disambungkan pipet ukur
|
26
|
Lampu
spritus
|
·
Untuk membakar zat/memanaskan larutan
|
27
|
Bunsen
|
·
untuk
sterillisasi dalam suatu proses
|
28
|
Kaki tiga
|
·
Untuk penyangga pembakar spritus
|
29
|
Botol
semprot
|
·
Tempat menyimpan aquades
|
30
|
Kawat kasa
|
·
sebagai alas/ untuk menahan labu atau beaker
pada waktu pemanasan ,menggunakan pemanas spritus atau pemanas bunsen
|
31
|
Klem
utilitas
|
·
Untuk penjepit dan penyangga tabung erlemeyer saat
dipanaskan
|
32
|
Oven
|
·
Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan ,dan
untuk mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah
|
33
|
Tanur
|
·
sebagai pemanas pada suhu tinggi
untuk menentukan kadar abu
|
34
|
Hot plate
|
·
untuk memanaskan larutan biasanya untuk larutan yang
mudah terbakar
|
35
|
Timbangan
analitis
|
·
Untuk menimbang zat-zar yang akan ditimbang dengan
sklai yang kecil dan ketelitian tinggi
|
36
|
Kertas
penyaring
|
·
Untuk menyaring suatu zat cair
|
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
Berikut akan diuraikan pembahasan
tentang hasil percobaan ini yang berjudul pengenalan alat-alat laboratorium.
Tujuan diadakannya laboratorium ini adalah agar setiap praktikan mampu mengenal
dan memahami fungsi, cara penggunaan serta perbedaan berbagai alat yang ada
dilaboratorium. Dan diharapkan agar nantinya praktikan tidak canggung lagi di
laboratorium.
Dalam percobaan yang telah
dilakukan, terdapat berbagai macam alat, berikut akan diuraikan pengkategorian
dan penanganan alat-alat yang ada di laboratorium berdasarkan kemampuan yang
dimiliki alat untuk mendukung berbagai proses yang dilakukan dalam percobaan
kimia ini. Alat-alat pemanasan terdiri atas pembakar gas, pembakar spiritus,
pemanas mantel, kompor listrik, kaki tiga, kasa, gelas beker, tabung reaksi,
labu didih, penjepit. Untuk alat-alat penimbangan terdiri atas labu ukur, labu
erlemeyer, pipet gondok, gelas beker. Dan terakhir untuk alat titrasi terdiri
atas statip, buret, labu erlenmeyer dan corong. Terdapat
dua kelompok alat-alat ukur yang digunakan pada analisa kuantitatif, yaitu:
Alat-alat yang teliti (kuantitatif) dan alat-alat yang tidak teliti (kualitatif). Untuk alat-alat
yang teliti (kuantitatif) terdiri dari : buret, labu ukur, pipet. Sedangkan untuk
alat-alat yang tidak teliti (kualitatif) terdiri dari gelas ukur, erlenmeyer,
dan lainnya.
5.1.1 Peralatan Gelas
Alat – alat gelas yang ada dilaboratorium adalah :
Gelas piala atau yang sering disebut gelas bekker. Gelas
tersebut berfungsi sebagai tempat larutan dan dipakai juga pada saat pemanasan
larutan dan penguapan pelarut untuk memekatkan.
Selain gelas piala, ada suatu alat gelas yang bernama gelas
ukur. Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair.
Gelas ini berskala dan bermacam ukuran.
Erlenmeyer adalah alat yang dipakai sebagai tempat zat – zat
yang dititrasi dan dipakai juga untuk memanaskan larutan. Setelah cairan diisi
ke erlenmeyer, erlenmeyer digoyang – goyangkan agar larutan tercampur sampai
titik akhir tercapai.
Terdapat pula kaca
arloji. Alat yang terbuat dari kaca bening ini terdiri dari berbagai ukuran
diameter. Kaca arloji berfungsi untuk mengeringkan padatan dalam desikator,
sebagai tempat saat menimbang bahan kimia dan sebagai penutup gelas kimia saat
memanaskan sampel.
Cawan,Terbuat dari porselen, berfungsi untuk mrnguapkan larutan.masukkan bahan
atau larutan yang akan diuapkan di atas cawan. Setelah itu panaskan atau uapkan
ke dalam oven
Mortar dan Pastle,Terbuat dari kaca, porselen, atau batu granit berfungsi untuk menghancurkan
dan mencampurkan padatan. Cara menggunakannya yaitu masukkan
bahan kimia berupa padatan ke dalam lumpang (Mortar) dan gerus hingga halus
menggunakan alu (Pastle) Krush Terbuat dari
persolen dan bersifat inert, digunakan untuk memanaskan logam-logam.
Pipet
volume ,Pipet ini mempunyai bentuk yang berbeda dengan pipet lainnya dengan
bentuk menggelembung ditengahnya .Bentuk yang menggelembung berfungsi
untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan label yang tertera
pada bagian yang menggelembung (gondok) pada bagian tengah pipet. Gunakan
propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan
Pipet
tetes , Pipet tetes berfungsi untuk membantu memindahkan cairan dari wadah
yang satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes demi
tetes.
pipet gondok,Alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas, berfungsi untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat ( pipet seukuran), mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu secara tepat ( pipet berukuran ), dan untuk mengambil cairan dalam skala kecil ( pipet tetes ). Cara menggunakannya yaitu larutan dimasukkan kedalam gelas ukur. Sesuaikan dengan volume yang diperlukan. Baca ketepatan volume dengan melihat meniscus ke bawah.
Batang pengaduk,Terbuat dari kaca tahan panas berfungsi utnuk mengaduk cairan kimia dalam gelas kimia. Aduk larutan yang ada di dalam gelas kimia dengan batang pengaduk, lalu amati.Sudip/Spatula,Berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat daristainless steel atau alumunium berfungsi untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan dan dipakai untuk mengaduk larutan. Ambil bahan atau zat yang berupa padatan dengan spatula, kemudian letakkan di tempat menyimpan bahan seperti kaca arloji.
Corong pisah,Terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek berfungsi untuk memisahkan dua larutan yang tidak bercampur karena adanya perbedaan massa jenis. Corong pisah biasa digunakan pada proses ekstraksi.Desikator, Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus bebas air dan mengeringkan zat-zat dalam laboratorium. Dikenal dua jenis desikator yaitu desikator biasa dan desikator vakum.
pipet gondok,Alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas, berfungsi untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat ( pipet seukuran), mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu secara tepat ( pipet berukuran ), dan untuk mengambil cairan dalam skala kecil ( pipet tetes ). Cara menggunakannya yaitu larutan dimasukkan kedalam gelas ukur. Sesuaikan dengan volume yang diperlukan. Baca ketepatan volume dengan melihat meniscus ke bawah.
Batang pengaduk,Terbuat dari kaca tahan panas berfungsi utnuk mengaduk cairan kimia dalam gelas kimia. Aduk larutan yang ada di dalam gelas kimia dengan batang pengaduk, lalu amati.Sudip/Spatula,Berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat daristainless steel atau alumunium berfungsi untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan dan dipakai untuk mengaduk larutan. Ambil bahan atau zat yang berupa padatan dengan spatula, kemudian letakkan di tempat menyimpan bahan seperti kaca arloji.
Corong pisah,Terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek berfungsi untuk memisahkan dua larutan yang tidak bercampur karena adanya perbedaan massa jenis. Corong pisah biasa digunakan pada proses ekstraksi.Desikator, Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus bebas air dan mengeringkan zat-zat dalam laboratorium. Dikenal dua jenis desikator yaitu desikator biasa dan desikator vakum.
Buret,Berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran diujungnya, berfungsi untuk
mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi.
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan
batang pengaduk yang ditutupi dengan kertas isap. Periksa keadaan kerannya dan
tetesannya apakah bocor atau tidak. Lalu dikalibrasi dengan larutan yang akan
dimasukkan ke dalam buret, periksa apakah ada gelembung atau tidak. Buka keran
perlahan untuk mengeluarkan larutannya. Corong,Digunakan
untuk memasukan atau memidahkan larutan penyaringan setelah diberikertas saring
5.1.2 Peralatan non Gelas
Alat – alat non gelas yang ada dilaboratorium adalah :
Rak tabung reaksi terbuat dari kayu
dengan lubang – lubang seukuran tabung reaksi berfungsi sebagai tempat
meletakkan tabung reaksi. Cara menggunakannya yaitu letakkan tabung reaksi
kedalam lubang – lubang yang ada dalam rak tabung reaksi.
Kaki Tiga adalah Besi penyangga ring berfungsi
untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan. Cara menggunakannya yaitu
diletakkan di antara Bunsen dan kawat kasa.
Kawat Kasa yang dilapisi dengan asbes
berfungsi sebagai alas dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembatas.
Letakkan kawat kasa di atas Bunsen dengan disangga kaki tiga. Lalu diletakkan
alat gelas yang terdapat larutan yang akan dipanaskan.
Spatula berupa sendok panjang dengan ujung
atasnya datar, terbuat dari stainless steel atau alumunium berfungsi
untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan dan dipakai untuk mengaduk larutan.
Bola Hisap Untuk
menghisap larutan yang akan dari botol larutan. Untuk larutan selain air
sebaiknya digunakan karet pengisat yang telah disambungkan pada pipet ukur.
Oven Untuk
mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan untuk mengeringkan bahan
yang dalam keadaan basah.
Hot Plate Untuk
memanaskan larutan. Biasanya untuk larutan yang mudah terbakar.
Timbangan
analitis sebagai tempat untuk
menimbang zat-zat yang akan ditimbang dalam skala
kecil.
Tanur Digunakan
sebagai pemanas pada suhu tinggi, sekitar 1000 °C. dan untuk menentukan kadar abu
5.2 Teknik Dasar Laboratorium
5.2.1 Penyaringan
Endapan atau zat yang tidak larut dapat dipisahkan dengan cara penyaringan
dan untuk menyaring digunakan corong dan kertas saring corong dipasang pada
tempat corong atau dengan klem statif.Di bawah corong diletakkan gelas kimia
hingga ujung tangkai corong menyentuh dinding gelas.corong yang digunakan
adalah corong bersudut 60 derajat.dan kertas saring yang digunakan berdiameter
9 atau 11 centimeter.
5.2.2 Pengukuran Volume
Gelas ukur à digunakan untuk mengukur volume larutan dan memiliki skala millimeter(mL)
yang dibaca dari 0 mL hingga sampai angka gelas ukur.
Pipet Volume à mempunyai volume 1,2,5, dan 10 mL.hanya digunakan mengambil larutan yang sesuai
volume pipet volume dan bola hisap digunakan sebagai alat bantu menyedot
larutan ke dalam pipet.
5.2.3 Menggunakan neraca
Ada tiga jenis neraca,yaitu:
-Neraca palang tiga mempunyai
ketelitian 0,1-0,01 gram.
-Neraca beban mempunyai
ketelitian 0,01 gram -0,1 mgram
-Neraca analitis mempunyai
ketelitian 0,001 gram-0,01 mgram.
5.2.4 Teknik menggunakan Buret untuk titrasi
Buret adalah
sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder yang memilki garis ukur
dan sumbat keran pada bagian bawahnya.Buret digunakan untuk meneteskan sejumlah
reagen cair dalam eksperimen yang melakukan presisi,seperti pada eksperimen
titrasi.
Oleh karena
presisi buret yang tinggi,kehati-hatian pengukuran volume dengan buret
sangatlah penting untuk menghindari galat sistematik.ketika membaca buret,mata
harus tegak lurus dengan permukaan cairan untuk menghindari galat
paralaks.Kaidah yang umunnya digunakan adalh dengan menambahkan 0,02 mL jika
bagian bawah meniscus menyentuh bagian bawah garis ukur.Oleh karena presisinya
yang tinggi,satu tetes cairan yang menggantung pada ujung buret harus
ditransfer ke labu penerima,biasanya dengan menyentuh tetesan itu ke sisi labu
dan membilasnya ke dalam larutan dengan pelarut.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Setelah melakukan praktikum
praktikan dapat mengetahui nama-nama dan fungsi alat-alat laboratorium.
Peralatan laboratorium di kelompokkan menjadi peralatan gelas dan peralatan non
gelas
2. Setiap jenis zat kimia memiliki
sifat-sifat yang berbeda,misalnya asam yang bersifat korosif tehadap benda di
sekitarnya,selain itu zat kimia memiliki fungsi yang sama. Terdapat
simbol-simbol bahaya zat kimia seperti lambang E berarti bersifat dapat
meledak.
3. Setelah melakukan praktikum
praktikan dapat mengetahui cara penggunaan beberapa alat laboratorium,Alat
laboratorium memiliki fungsi dan cara penggunaan yang berbeda.Teknik Dasar
Laboratorium terbagi menjadi 4 yaitu penyaringan, pengukuran volume,menggunakan
neraca, dan teknik menggunakan buret untuk titrasi.
6.2 Saran
Sebaiknya pada saat praktikum kita semua harus menjaga
kondusifitas keadaan ruangan agar praktikum berjalan dengan aman dan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Buku penuntun praktikum kimia 2016.laboratorium
teknologi pertanian unib
.
Winning303 agent terpecaya 2020
ReplyDeleteAyo Segera Daftar Akun Bermain Anda..Gratiss..
Klik >>>>>>> Daftar sekarang
Hubungi Segera:
WA: 087785425244
Cs 24 Jam Online