LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA Uji Molekul Kimia Hayati
LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA
Uji
Molekul Kimia Hayati
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam kehidupan kita sehari pasti kita memerlukan makan. Dan makanan
yang kita makan tersebut tentunya banyak mengandung berbagai macam asupan gizi,
seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral. Tetapi asupan yang
paling sering kita makan dan masuk dalam tubuh kita adalah karbohidrat dan
protein hal itu karena tanpa karbohidrat maupun protein kita bisa saja hidup
, akan tetapi asupan gizi bagi diri kita
sangatlah kurang.
Nasi , singkong (umbi-umbian ) dan tepung merupakan beberapa macam dari sekian
banyak macam karbohidrat di muka bumi ini. Sama halnya dengan telur , daging , susu yang juga merupakan beberapa macam dari sekian
banyak macam protein di muka bumi ini.
Bagi orang awam seperti kita tentu saja mungkin belum mengetahui dengan jelas asupan apa saja yang kita makan setiap harinya untuk memenuhi kehidupan kita, hingga badan kita bisa menjadi sedemikian rupa.
Dalm diri kita sebagai orang awam pasti muncul berbgai pertanyaan dalam diri
kita seperti ; apakah karbohidrat itu ? apakah protein itu ? . Maka dari itu dengan
adanya praktikum kimia organik
ini semua pertanyaan itu dapat terjawab. Oleh karena itu pada praktikum ini
akan membahas tentang Uji molekul kimia hayati yaitu uji karbohidrat dan protein
Beberapa
uji yang akan dilakukan pada praktikum ini antara lain uji mollisch , dan uji fehling yang merupakan dua pengujian dari sekian banyak
pengujian dalam kimia ini untuk menguji kandungan karbohidrat. Serta reaksi biuret , reaksi millon
, dan reaksi nihidrin merupakan dua pengujian dari sekian banyak pengujian
dalam kimia ini untuk menguji kandungan protein.
1.2 Tujuan
1. Menganalisis
sifat fisis dan kimia molekul karbohidrat, dan protein
2. Menghubungkan
reaksi karbohidrat dan strukturnya.
3. Melakukan
uji sederhana terhadap molekul hayat
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
Biomolekul
karbohidrat merupakan golongan utama bahan organik, dan ditemukan pada semua
bagian sel, terutama pada sel tumbuhan. Sel tumbuhan paling banyak mengandung
karbohidrat, 50-80% bobot kering sel yaitu karbohidrat selulosa. Karbohidrat
juga merupakan komponen gizi utama bahan makanan yang berenergi lebih tinggi
dari biomolekul lain. Satu makromolekul karbohidrat adalah satu polimer alam
yang dibangun oleh monomer polisakarida. Kedudukan karbohidrat sangatlah
penting pada manusia dan hewan tingkat tinggi lainnya, yaitu sebagai sumber
kalori. Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya yang tak kalah
penting bagi beberapa makhluk hidup tingkat rendah, ragi misalnya mengubah
karbohirat (glukosa) menjadi alkohol dan karbondioksida untuk menghasilkan
energi. (Hawab, HM. 2004).
Karbohidrat
sebenarnya merupakan nama umum senyawa-senyawa kimiawi berupa bentuk hidrat
dari karbon dan secara empiris mempunyai rumus umum (CH2O)n. Salah satu
perbedaan utama antara berbagai tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya,
diantaranya monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida.
Berdasarkan sifat-sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisa karbohidrat dibagi
dalam 4 kelompok utama :
1.
Monosakarida
Karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa menjadi senyawa yang lebih sederhana terdiri dari satu gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang terdapat di dalam tubuh ialah glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
Karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa menjadi senyawa yang lebih sederhana terdiri dari satu gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang terdapat di dalam tubuh ialah glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
2. Disakarida
Senyawa yang terbentuk dari gabungan 2 molekul atau lebih monosakarida. Contoh disakarida ialah sukrosa, maltosa dan laktosa.
Senyawa yang terbentuk dari gabungan 2 molekul atau lebih monosakarida. Contoh disakarida ialah sukrosa, maltosa dan laktosa.
3.
Glikosida
Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul gula dan molekul non gula.
Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul gula dan molekul non gula.
4.
Polisakarida
Semua jenis karbohidrat baik mono, di maupun polisakarida akan berwarna merah. Apabila larutannya (dalam air) dicampur dengan beberapa tetes larutan alpha naphtol dan kemudian dialirkan pada asam sulfat pekat dengan hati-hati sehingga tidak tercampur (Fessenden 1986).
Semua jenis karbohidrat baik mono, di maupun polisakarida akan berwarna merah. Apabila larutannya (dalam air) dicampur dengan beberapa tetes larutan alpha naphtol dan kemudian dialirkan pada asam sulfat pekat dengan hati-hati sehingga tidak tercampur (Fessenden 1986).
Warna
merah akan tampak pada bidang batas antara campuran karbohidrat dengan α
naphtol dan asam sulfat pekat. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif
adanya karbohidrat dan dikenal sebagai uji Molish (Fessenden 1986).
Monosakarida adalah monomer gula atau
gula yang tersusun dari satu molekul gula berdasarkan letak gugus karbonilnya
monosakarida dibedakan menjadi : aldosa dan ketosa. Sedang kan menurut jumlah
atomnya dibedakan menjadi : triosa , tetrosa, dll. Monosakarida yang mengandung
gugus aldehid dan gugus keton dapat mereduksi senyawa-senyawa pengoksidasi
seperti : ferrisianida, hidrogen peroksida dan ion cupro. Pada reaksi ini gula
direduksi pada gugus karbonilnya oleh senyawa pengoksidasi reduksi. Gula
reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mareduksi. Sifat mereduksi
ini disebabkan adanya gugus hidroksi yang bebas dan reaktif. (Poedjiyadi, Anna
:2006)
Polisakarida adalah polimer yang
tersusun oleh lebih dari lima belas monomer gula. Dibedakan menjadi dua yaitu
homopolisakarida dan heteropolisakarida. Monosakarida dan disakarida mempunyai
rasa manis, sehingga disebut dengan "gula". Rasa manis ini disebabkan
karena gugus hidroksilnya,. Sedangkan Polisakarida tidak terasa manis karena
molekulnya yang terlalu besar tidak dapat dirasa oleh indera pengecap dalam
lidah (Sumardjo Damin. 2006).
BAB
III
METODOLOGI
3.1 Alat dan
Bahan
1.1.1
Alat
yang digunakan
-
Botol semprot - Penjepit tabung reaksi
-
Gelas piala 100 ml - Pipet volume 5 ml
-
Gelas ukur 10 ml dan 25 ml - Penangas air
-
Pipet tetes - Gelas piala 1000 ml/500 ml
-
Erlenmeyer 250 ml -
Kompor listrik/kompor gas
-
Tabung reaksi + rak
1.1.2
Bahan
yang digunakan
-
Reagen ninhidrin -
Fehling
-
NaOH 10 M - NaNO2 0.15 M
-
Fruktosa - Fehling B
-
α-naftol - CuSO4
-
Sukrosa - Air bromin
-
Etanol - Amilum
-
Aquades - Madu
-
Reagen Molisch -
HNO3
-
H2SO4 - Reagen millon
3.2 Prosedur
Kerja
3.2.1
Uji Karbohidrat
3.2.1.1
Uji Molisch
1.
Sediakan 5 buah tabung reaksi bersih dan
kering
2.
Kedalam masing-masing tabung ditambahkan
:
-
Tabung I :
ditambah 2 ml glukosa 2%
-
Tabung II : ditambah 2 ml fruktosa
-
Tabung III : ditambah 2 ml sukrosa (gula tebu) 2%
-
Tabung IV : ditambah 2 ml larutan kanji (amilum) 2%
-
Tabung V :
ditambah 2 ml madu 50% dalam air
3.
Kedalam masing-masing tabung ditambahkan
2 tetes reagen Molisch (10% α-naftol dalam etanol)
4.
Selanjutnya, dengan hati-hati tambahkan
2 ml H2SO4 melalui dinding tabung reaksi, sehingga
terbengtuk suatu lapisan dalam tabung
5.
Amati perubahan yang terjadi
3.2.1.2 Uji Fehling
1.
Ambil 1 buah tabug reaksi,diisi dengan
air suling.
2.
Tambahkan 1 ml larutan Fehling A dan 1
ml Fehling B ke dalam tabung reaksi yang lain.
3.
Campurkan tabung reaksi nomor 1 dengan
nomor 2.
4.
Bagi larutan nomor 3 menjadi tiga bagian
(dalam tabung reaksi).
5.
Selanjutnya :
-
Tabung reaksi I : ditambahkan 2 ml glukosa 10%
-
Tabung reaksi II : ditambahkan 2 ml sukrosa 10%
-
Tabung reaksi III : ditambahkan 2 ml amilum 2%
6.
Panaskan ketiga tabung reaksi di atas
penangas air dengan suhu sekitar 600C, selama 10 menit.
7.
Amati perubahan warna yang terjadi.
8.
Karbohidrat mana yang mengandung gula
pereduksi.
3.2.2
Uji Protein dan Asam Amino
3.2.2.1
Reaksi Biuret
1.
Siapkan empat tabung reaksi yang bersih
dan kering
2.
Selanjutnya :
-
Tabung reaksi I : + 2 ml putih telur + 5 tetes CuSO4 0,05 M + 2ml
NaOH 10 M
-
Tabung reaksi II : + 2 ml larutan susu + 5 tetes CuSO4 0,05 M + 2ml
NaOH 10 M
-
Tabung reaksi III : + 2 ml ekstrak kaldu +5 tetes CuSO4 0,05 M +2ml NaOH
10 M
-
Tabung reaksi IV : + 2 ml larutan X + 5 tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH
10 M
3.
Kocok tabung reaksi I - IV dan amati
yang terjadi
3.2.2.2 Reaksi Millon
1.
Siapkan empat tabung reaksi yang bersih
dan kering
2.
Kedalam masing-masing tabung :
-
Masukkan 2 ml sampel seperti biuret
diatas
-
Ditambah 5 tetes pereaksi Millon
-
Panaskan diatas pemanas air selama 10
menit
-
Dinginkan pada suhu kamar
-
Tambah 5 tetes NaOH 0.15 M
-
Amati warna yang terjadi
3.2.2.3 Reaksi Xantoprotein
1.
Siapkan tabung reaksi yang bersih dan
kerig
2.
Kedalam masing-masing tabung :
-
Masukkan 0.5 ml sampel seperti reaksi
biuret diatas
-
Ditambah 0.5 ml HNO3 pekat
-
Amati yang terjadi
-
Tambahkan NaOH hingga alkalis (tes
dengan lakmus)
-
Amati warna yang terjadi
3.2.2.4 Reaksi Ninhidrin
1.
Siapkan empat tabung reaksi yang bersih
dan kering
2.
Kedalam masing-masing tabung :
-
Masukkan 1 ml sampel seperti reaksi
biuret diatas
-
Ditambah 5 tetes pereaksi ninhidrin
-
Didihkan selama 2 menit
-
Amati warna yang terjadi
3.2.2.5
Reaksi Sakaguchi
1.
Menyiapkan empat tabung reaksi yang
bersih dan kering
2.
Ke dalam masing-masing tabung
-
Masukkan 3 ml sampel seperti reaksi
biuret diatas
-
Ditambah 1 ml NaOH 10 M
-
Menambahkan 2 tetes α-naftol 1% dan 4-5
tetes air bromin
-
Amati warna yang terjadi
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1
Hasil Pengamatan
4.1.1
Uji Karbohidrat ( Uji Molisch dan Uji Fehling)
No
|
Sampel/Contoh
(
2ml)
|
Hasil
Pengamatan
|
|
Uji
Molisch
|
Uji
Fehling
|
||
1
|
Glukosa
2%
|
Larutan
jernih bewarna coklat pudar
|
Dari
warna hijau berubah menjadi jingga bersifat (+reduksi)
|
2
|
Fruktosa
2%
|
Warna
menjadi coklat pudar mengendap
|
Tidak
mengalami perubahan warna (-reduksi)
|
3
|
Sukrosa
2%
|
Menjadi
endapan Cream
|
Dari
warna putih menjadi warna hijau (+reduksi)
|
4
|
Amilum
2%
|
Menjadi
endapan merah hati
|
-
|
5
|
Madu
50%
|
Warna
berubah dari kuning menjadi endapan coklat kehitaman
|
-
|
Kesimpulan :
Pada uji molish, terjadi perubahan
warna, dan terjadi perubahan suhu dari yang suhunya normal menjadi lebih panas
(hangat).
Pada uji fehling dapat dilihat
terjadinya perubahan warna setelah larutan dipanaskan ± 600 C. Yang
positif mengandung gula pereduksi yaitu glukosa karena menghasilkan merah bata
setelah dipanaskan.
4.1.2
Uji Protein dan Asam Amino
No
|
Uji
|
Putih
telur
|
Susu
|
Ekstrak kaldu
|
Madu
|
1
|
Biuret
|
Berubah warna
menjadi ungu
|
Berubah warna
menjadi ungu
|
Tidak ada perubahan
|
Tidak ada
perubahan
|
2
|
Millon
|
Berubah warna dari putih mejadi
merah muda bergumpal
|
Berubah warna dari putih menjadi
merah muda bentuk agak padat
|
Tidak ada perubahan
|
Air madu menjadi keruh
|
3
|
Xantoprotein
|
Tidak ada perubahan
|
Mengendap
|
Warna lebih jernih
|
Warna lebih jernih
|
4
|
Nindhidrin
|
Berubah warna dari putih menjadi
ungu setelah dipanaskan menjadi coklat kehitaman
|
Berubah warna dari putih menjadi
ungu muda setelah dipanaskan menjadi kuning
|
Berubah warna dari kuing menjadi
kuning pekat setelah dipanaskan menjadi kuning pudar
|
Berubah warna dari kuning menjadi
hijau setelah dipanaskan menjadi merah bata
|
5
|
Sakaguchi
|
Berubah warna
ungu muda
|
Warna jadi ungu pudar dan
terbentuk endapan
|
Warna coklat bening
|
Warna menjadi kuning kecoklatan
|
Kesimpulan :
Biuret : putih telur dan susu lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan ekstrak kaldu dan madu
Millon : semua sampel mengandung protein
kecuali ekstrak kaldu
Xantoprotein :susu lebih banyak
mengandung protein dibanding putih telur,ekstrak kaldu,dan madu
Nindhidrin : semua sampel mengandung protein
Sakaguchi :
semua sampel mengandung protein
BAB
V
PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini kita akan
membahas tetantang Uji hasil yang kita lakukakan sebagai berikut :
1. Uji Karbohidrat
Analisis
kualitatif karbohidrat. Karbohidrat merupakan senyawa metabolit primer selain
protein dan lipid. Karbohidrat mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan
manusia, antara lain adalah sebagai sumber tenaga dan penghasil panas tubuh.
Adanya karbohidrat dapat diidentifikasi dengan menggunakan berbagai macam
metode. Inilah teori beberapa metode analisis kualitatif karbohidrat.
a. Uji
Molisch
Uji Molisch merupakan uji yang
paling umum untuk karbohidrat. Uji Molisch sangat efektif untuk senyawa-senyawa
yang dapat didehidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa furfural yang
terubstitusi.
b.
Uji Fehling
Perekasi
Fehling adalah oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk mengenali
aldehida. Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling
B. Fehling A adalah larutanCuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran
larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan
mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan
yangberwarna biru tua.Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion
kompleks. Pereaksi Fehlingdapat dianggap sebagai larutan CuO. Dalam pereaksi
ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan
diendapkansebagai Cu2O. Dengan larutan glukosa 1%, pereaksi Fehling
menghasilkan endapan berwarna merahbata, sedangkan apabila digunakan larutan
yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%, endapan yangterjadi berwarna
hijau kekuningan. Fungsi uji fehling yaitu untuk mengidentifikasi monosakarida,
disakarida dan polisakarida dan biasanya padat dan titik menghasilkan endapan
warna merah bata.
2.
Uji
Protein Asam Amino
Pada
saat keempat sampel diatas ditambahkan larutan Molisch ke dalam masing-masing tabung, meyebabkan terjadinya
perubahan warna pada setiap sampel. Ketika H2SO4 ditambahkan
lagi ke dalam masing-masing tabung yang terjadi yaitu kelima sampel tersebut
mengalami perubahan suhu yang meningkat.
Keempat
larutan sampel itu menjadi lebih hangat.Selain itu protein, senyawa organik
kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer
asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul
protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen yang biasanya terdapat
di alam dan tidak larut dalam air. Karena struktur molekulnya yang kaya akan
rantai unsur karbon(-CH2-CH2-CH2-) maka lemak mempunyai sifat hydrophob. Ini
menjadi alasan yang menjelaskan sulitnya lemak untuk larut di dalam air. Lemak
dapat larut hanya di larutan yang apolar atau organik seperti: eter,
Chloroform, atau benzol.
Adapun
fungsi bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu diantaranya aquades
sebagai pelarut, CuSO 4, HNO3, KH2SO4, dan NaOH sebagai pereaksi. Dalam hal ini
kita melakukan biuret, millon dan xanprotein. Uji biuret bertujuan untuk
mengetahui adanya gugus benzene pada protein dsan biasanya bila positif akan
timbul endapan putih. Uji xantoprotein merupakan uji kualitatif pada protein
yang digunakan untuk menunjukkan adanya gugus benzena (cincin fenil). Asam
amino yang menunjukkan reaksi positif untuk uji ini adalah tyrosin,
phenilalanin, dan tryptophan.Reaksi positif ada uji xantoprotein adalah
munculnya gumpalan atau cincin warna kuning. Pada uji ini, digunakan larutan
HNO3 yang berfungsi untuk memecah protein menjadi gugus benzena. Uji
Millon merupakan larutan raksa I nitrat dan dan raksa II nitrat dalam asam
nitrat. Jika pereaksi Millon ditambahkan ke dalam larutan protein, akan
dihasilkan endapan putih yang akan dapat berubah menjadi merah akibat
pemanasan.
BAB VI
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
1. Sifat fisis karbohidrat
monosakarida dan aligosakarida adalah dapat larut dala air maupun etanol tetapi
karbohidrat jenis ini tidak dapat larut dalam cairan organik sedangkan sifat
kimia dari monosakarida adalah suatu bentuk molekul yang sudah tidak dapat
diuraikan atau dipecah kedalam bentuk yang lebih kecil lagi dan oligosakarida
memiliki sifat kimia dimana terbentuk dari gabungan dari molekul monosakarida.
Sifat kimia protein merupakan senyawa yang mempunyai berat molekul antara
ribuan hingga jutaan satuan (g/mol). Sifat fisis lemak adalah pada suhu kamar,
lemak hewan berupa zat padat sedangkan lemak berasal dari tumbuhan berupa zat
cair, lemak yang mengandung titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh
sedangkan lemak yang mengandung titik lebur rendah mengandung asam lemak tidak
jenuh dan sifat kimia lemak adalah reaksi penyabunan atau sanonifikasi.
2. Struktur karbohidrat ialah pada senyawa yang termasuk karohidrat
terdapat gugus fungsi yaitu gugus –OH, gugus aldehid atau gugus keton. Struktur
karbohidrat selain mempunyai hubungan dengan sifat kimia juga mempunyai
hubungan dengan sifat fisika yang dapat dilihat dari aktifitas optik.
3. Uji sederhana yang dapat dilakukan untuk uji molekul hayati adalah pada
uji karbohidrat dapat dilakuakan dengan uji molisch dan uji fehling sedangkan
pada uji protein dan asam amino dapat dilakukan dengan reaksi biuret, reaksi
millon, reaksi xantoprotein, reaksi ninhidrin serta reaksi sakaguchi.
6.2
Saran
Saran untuk
teman-teman praktikan supaya bisa menjaga alat-alat laboratorium dengan baik,
lebih kondusif saat praktikum, lebih menjaga kebersihan laboratorium setelah
selesai melakukan percobaan dan agar lebih belajar dengan sungguh-sungguh dan
teliti supaya hasil yang didapat sesuai harapan sehingga kita bisa menjadi
praktikan yang handal dan semoga dipraktikum selanjutnya lebih lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
penuntun praktikum kimia 2016.laboratorium teknologi pertanian unib
Library USU. 2007.Uji Karbohidrat. Medan: MIPA USU.
http://rakkhitanando.blogspot.co.id/2016/11
Comments
Post a Comment